Kunci Sukses Gibran Hudhaifa Yang Pernah Diremehkan Memimpin Startup Lokal Secara Global

JAKARTA – Startup teknologi pertanian Indonesia eFisery milik Jubran Hudhaifa menarik perhatian investor dan berhasil mendapatkan pendanaan Seri C senilai US$90 juta atau Rp 1,28

admin

[addtoany]

JAKARTA – Startup teknologi pertanian Indonesia eFisery milik Jubran Hudhaifa menarik perhatian investor dan berhasil mendapatkan pendanaan Seri C senilai US$90 juta atau Rp 1,28 triliun.

Dengan pendanaan Seri C, eFisery menjadi startup teknologi akuakultur pertama yang menerima pendanaan terbesar di dunia.

Namun siapa sangka, upaya Gibran Hudayfa berada di balik kesuksesan startup teknologi pertanian Indonesia, eFisery?

Setelah lulus dari SITH Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Bioteknologi, pria ini memulai usahanya dengan budidaya ikan lele.

Sektor teknologi pertanian selama ini undervalued dan undervalued karena dianggap sebagai bisnis yang kurang menjanjikan.

Hal ini tidak lantas membuat Gibran frustrasi. Kesulitan yang ia hadapi selama masa kuliah membuatnya putus asa untuk berwirausaha.

Di awal karirnya, dengan modal sekitar Rp 400.000, ia menyewa kolam renang seluas 50 meter persegi di distrik Bujongsuang. Sejak panen pertama, Gibran telah memperoleh 130 kg ikan.

Namun, ia terbatas dalam pemasaran. Terakhir, Gibran menggunakan otaknya untuk mengolah hasil panen ikan menjadi berbagai produk olahan seperti bongkahan dan potongan yang disebut Dorri Foods Indonesia.

Pada tahun berikutnya, bisnis Gibran tumbuh menjadi 76 gulma, di mana masalah lain terjadi yang membatasi makanan Gibran.

Pemberian pakan tambak tidak ideal karena larut dalam air dalam waktu lama dan kehilangan nutrisi dalam pakan. Selain itu, masalah lingkungan seperti munculnya polutan juga muncul.

Setelah banyak trial and error, akhirnya saya berhasil membuat teknologi feed dengan kontrol form SMS.

Pada prototipenya, Gibran menghabiskan sekitar 2,5 juta rupee dari karya sebelumnya.

Disebut eFishery, teknologi ini memiliki pangsa pasar yang sangat tinggi, tetapi mengingat itu belum tersentuh, kami memiliki beberapa pelanggan untuk melihat teknologi yang telah dibuat Gibran.

Melihat peluang tersebut, Gibran dengan berani melebarkan sayapnya dan mengikuti banyak kompetisi. Dari kompetisi pertamanya, teknisi muda Mandiri, Gibran berhasil meraih gelar juara.

Selain itu, banyak prestasi yang telah diraihnya di berbagai kompetisi domestik dan internasional, seperti Penghargaan Wirausaha Muda Terbaik dari Kementerian UKM dan Startup Tahun 2013 dan Pemenang Get in Ring Global 2014 di Rotterdam Startup Olympiad.

Di tahun yang sama, kami memenangkan Slush Global Winner 2014 di Helsinki, Seputar Indonesia 2015, Spark Fire Pitch di Global Entrepreneur Summit 2015 di Nairobi, Seedstarts World Global Winner 2015 di Jenewa, Forbes 30 Under 30 Asia 2017.

Di sinilah investor mulai melihat reputasi elektronik Gibran Fishery. Dengan pencapaian tersebut, eFisery mulai merambah pasar domestik dan internasional. Diketahui bahwa eFisery mulai berkembang di Thailand.

“Jumlah pengguna meningkat hingga 3000%, dan layanan kami sudah ada di lebih dari 120 kota di Indonesia, dan ratusan petani telah mendaftar layanan eFisery,” kata Gibran dalam keterangan resmi.

Melalui hal tersebut, Gibran membuktikan bahwa kekurangan modal bukanlah halangan bagi kesuksesan sebuah startup, bahkan ia mampu membuktikan kesuksesannya kepada dunia dengan penuh semangat.

Tags

Related Post